Pendidikan Jasmani merupakan
Pendidikan melalui aktivitas jasmani atau fisik. Mata pelajaran PJOK ini
merupakan mata pelajaran yang memiliki ciri khas tersendiri sehingga dapat
dikatakan unik. Keunikan ini dapat dilihat bahwa mata pelajaran ini 80 %
merupakan praktik di lapangan, dimana orientasi mata pelajaran PJOK adalah active
and fun. Pembelajran PJOK dikatakan sukses apabila peserta didik aktif
bergerak dalam pembelajaran dan menyenangkan.
Salah satu tujuan mata pelajaran
ini adalah meningkatkan derajat Kesehatan peserta didik. Pada saat kondisi normal atau sebelum pandemi
ini, proses pembelajaran banyak dilakukan di lapangan sekolah. Peserta didik
bergerak, berlarian, bersenang-senang dan berjemur di bawah sinar matahari.
Tentunya kegiatan ini akan berdampak pada meningkatnya kebugaran jasmani yang
dimiliki peserta didik.
Tantangan terbesar dalam proses
pembelajaran PJOK adalah munculnya budaya “mager” atau malas gerak. Generasi
muda begitu asyik dengan gawainya. Mereka asyik dalam berselancar dalam
internet, jejaraing sosial, dan game online. Kegemaran ini di sisi lain
mendatangkan kebaikan dalam pengembagan pengetahuan, namun di sisi lain gawai
dan internet dapat menyita waktu peserta didik, sehingga mereka mengalami
kurang gerak. Kebiasaan ini dapat berakibat buruk, sekaligus ancaman bagi Kesehatan
atau kualitas hidup.
Terkait dengan gaya hidup,
kebiasaan di atas, menunjukkan bahwa seseorang yang kurang mengikuti dalam
aktivitas jasmani atau pendidikan jasmani akan mengalami derajat sehat yang
buruk, seperti terjadinya berat badan berlebih atau obesitas pada peserta
didik. Pelaksanaan proses pembelajaran PJOK haruslah terpadu dengan penddikan
Kesehatan demi meningkatkan derajat sehat peserta didik secara paripurna.
Pelaksanaan pembelajaran PJOK
harus melibatkan peserta didik dengan tujuan bertambahnya alokasi waktu mereka
untuk bergerak dan berpartisipasi aktif dalam berbagai aktivitas jasmani di
samping pembelajaran yang menyenangkan.
Mata Pelajaran PJOK di sekolah
atau madrasah harus menjadi bagian dari harapan masyarakat dalam rangka
memecahkan berbagai penyakit kurang gerak, sehingga mata pelajaran ini dapat
menjadikan manusia Indonesia seutuhnya.
Permasalahan di atas
menggambarkan kondisi saat keadaan normal atau sebelum pandemi covid-19 ini
menyerang Nusantara. Melihat kondisi saat ini tentunya kondisi yang mungkin
baru pertama kali dialami oleh guru dan peserta didik, dimana pembelajaran yang
seharusnya dilakukan di lapangan olahraga. Tetapi saat ini mengharuskan belajar
dari rumah secara daring.
Tren dan isu yang sudah penulis
jabarkan di atas menjadi lebih dirasakan pada kondisi pandemi, aktivitas fisik
bagi peserta didik menjadi terus berkurang. Bahkan penulis pernah mendengar
cerita dari peserta didik bahwa setelah mereka mengisi daftar hadir, langsung
tidur lagi. Hal ini tentunya sangat mengkhawatirkan. Tentunya peranan guru PJOK
untuk menghadirkan kondisi pembelajaran yang menarik peserta didik dan terus
memotivasi mereka untuk selalu beraktivitas fisik.
Peserta didik jadi bertambah
waktunya untuk menggunakan gawai dalam pembelajaran daring ini. Sebagai seorang
guru PJOK, hal ini tidak terbayangkan sebelumnya bila pembelajaran PJOK harus
dilaksanakan secara daring. Hal ini juga yang mendorong penulis untuk lebih
banyak belajar mengenai teknologi sehingga dapat membuat pembelajaran PJOK
tetap aktif dan menyenangkan untuk peserta didik. Sekaligus terus memotivasi
mereka untuk beraktivitas fisik atau berolahraga di tengah pandemi ini.
Guru dalam mengajar tidak lagi
bersifat “teacher center” atau “teacher orientied” tetapi harus student
orientied, sehingga terjadi proses elaborasi terhadap materi ajar demi
membangun pengetahuan baru yang bermakna bagi peserta didik serta tercipta
pemahaman dan rasa cinta pada materi yang diajarkan untuk menumbuhkan komitmen
mempelajarinya lebih dalam
Pada saat pandemi covid-19 masih
berlangsung penulis terus memutar otak untuk mencoba berbagai media
pembelajaran sehingga peserta didik tidak merasa jenuh dan terus termotivasi
terutama dalam melakukan aktivitas fisik. Mengikuti berbagai pelatihan dan
webinar mengenai pembelajaran PJOK di masa pandemi, bagaimana penggunaan
teknologi dan media pembelajaran berupa video, bahan ajar tayangan power point,
google classroom, formulir, weblog dan lain sebagainya.
Hingga saat ini penulis
menggunakan media weblog sebagai sarana berbagi bahan ajar untuk peserta didik.
Pengunaan weblog ini dirasakan oleh penulis lebih menarik karena dalam weblog
dapat memuat bahan ajar berupa file pdf, gambar, dan video. Guru dapat
memberikan pertanyaan pada postingannya dan peserta didik dapat memberikan
komentarnya serta dapat saling membalas komentar, yang lebih penting dapat
memberikan contoh gerakan aktivitas fisik sehingga dapat ditiru oleh peserta
didik dan dijadikan tugas keterampilan bagi peserta didik.
Sangat bermanfaat
BalasHapusPosting Komentar